Antara akhlak yang baik dan ilmu tak terpisahkan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam sejak semula merupakan agama mementingkan akhlak yang baik. Demikian juga halnya ilmu. Fungsi keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam membentuk masyarakat Muslim yang ideal.
Akhlak yang baik (akhlaq al-karimah) merupakan prasyarat mutlak yang menentukan derajat seseorang. Akhlak berkaitan dengan soal bagaimana seseorang menuntut ilmu-ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan.
Seorang Muslim yang baik mencintai ilmu tanpa harus bersikap sombong lantaran telah merasa lebih mengetahui. Dalam konteks inilah, sosok Rasulullah SAW dapat dipandang sebagai figur yang paripurna.
Rasulullah SAW adalah insan yang telah mencapai puncak keilmuan. Sebagai utusan Allah, beliau mengetahui hukum Alquran sampai sedetail-detailnya, untuk kemudian menyampaikan serta menjelaskannya kepada semesta.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW merupakan teladan sekaligus sumber rujukan utama dan pertama bagi segenap kaum Muslimin, baik yang hidup sezaman dengannya maupun generasi-generasi kemudian.
Dalam sebuah hadis riwayat at-Thabrani, Nabi Muhammad SAW mengimbau segenap kaum Muslim, "Jadilah engkau orang yang berilmu atau orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan binasa."
Sebagai sumber ilmu-ilmu agama Islam, Rasulullah SAW menumbuhkan dan mengembangkan Sunnah sebagai referensi bagi kehidupan umat manusia hingga akhir zaman. Rasulullah SAW mendidik umatnya melalui Sunnah agar mereka selamat di dunia dan akhirat.
Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/pqiwgi458/akhlak-dan-ilmu