Haris menyatakan TPF Pemilu bukan agenda advokasi yang dia lakukan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar menjelaskan awal mula berkembangnya isu TPF (Tim Pencari Fakta) dugaan kecurangan pada Pemilu 2019. Haris mengaku, hal itu bukanlah agenda advokasi yang akan ia lakukan, Kamis (25/4).
“Orang menganggap saya bikin tim sendiri. Padahal saya hanya lempar isu evaluasi pemilu ke negara, karena mereka (negara) yang punya wewenang. Kenapa saya yang harus bikin?” kata Haris kepada Republika.
Wacana pembentukan TPF tersebut mencuat setelah Haris Azhar ditanya oleh wartawan. Haris mengaku ditanya mengenai cara mengatasi ketegangan pascapemilu. Kemudian Haris menjawab, negara dapat membentuk tim gabungan antarlembaganya.
Tim tersebut, menurutnya, bukanlah lembaga baru yang mendadak dibentuk. Melainkan, hanyalah wadah konsolidasi antar lembaga negara yang mengevaluasi pemilu secara rinci.
“Saya ditanya, kalau dalam situasi kayak begini, apa yang bisa dilakukan? Ya saya bilang, bisa dibentuk tim antarkomisi negara, Komnas HAM, KPK, Bawaslu, serta Ombudsman. Mereka bisa disebut tim gabungankah atau TPF-kah,” tutur Haris.
Selanjutnya, mantan Koordinator KontraS itu mengaku tidak tahu menahu soal perbincangan di media sosial. Ia menuturkan, tiba-tiba muncul dukungan kepadanya untuk membentuk TPF.
“Cuma ada yang ‘goreng-goreng’ (memanas-manasi) di Twitter. Dukung Haris Azhar untuk bikin TPF,” ucap Haris.
Meskipun demikian, Haris menjelaskan, jauh hari sebelum pemilu, dirinya sempat mengusulkan pembentukan wadah konsolidasi antarlembaga negara. Hal itu ditujukan untuk mengawasi serta mengantisipasi kegaduhan pascapemilu.
“Begitu pemilunya terjadi, banyak suara-suara yang bilang ada kecurangan. Nah saya sudah pernah bilang usulan itu tadi. Sebetulnya saya bikin usulan yang cukup efektif dan efisien, daripada nanti bikin tim lagi?” ucap Haris dengan nada bertanya.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/pqiu34409/haris-azhar-jelaskan-awal-mula-munculnya-wacana-tpf-pemilu