Atlet e-sports bisa cedera karena bermain berjam-jam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepintas, atlet e-sport tampaknya bebas dari risiko cedera. Toh, mereka hanya bermain gim di depan layar komputer sambil duduk di bangku yang nyaman.
Faktanya, atlet e-sport juga berisiko mengalami cedera seperti halnya atlet yang berolahraga di lapangan. Hal ini terungkap dalam penelitian yang dimuat pada British Journal of Medicine.
Penelitian tersebut melibatkan 65 mahasiswa atlet e-sport. Mereka rata-rata memiliki durasi latihan bermain gim selama lima sampai 10 jam per hari.
Bermain gim dalam kurun waktu yang lama ternyata dapat menyebabkan cedera. Banyak dari para atlet e-sport yang melaporkan keluhan cedera pada tangan dan nyeri pada pergelangan tangan, leher, dan punggung.
“Postur tubuh yang buruk dapat memproduksi tekanan eksponensial pada leher, punggung dan bahu Anda,” ungkap salah satu peneliti dari NYIT Center for Sports Medicine Dr Hallie Zwibel seperti dilansir CBS News.
Selain keluhan-keluhan tersebut, Zwibel juga mengatakan bahwa kelelahan mata merupakan keluhan yang paling sering dilontarkan para atlet e-sport. Gambar-gambar berpiksel yang tampil pada layar komputer membuat sekitar 500 gerakan aksi per menit.
“Jadi ada banyak proses berpikir yang sangat cepat dan saya rasa hal itu semakin melelahkan mata,” kata Zwibel.
Keluhan lain yang kerap dialami oleh para atlet e-sport adalah insomnia. Sinar biru dari layar komputer sering disebut berperan menekan produksi hormon tidur melatonin.
Meski tampak santai, e-sport dapat menjadi kegiatan yang sangat melelahkan. Tak heran jika cukup banyak atlet yang memutuskan untuk pensiun ketika masih berusia pertengahan 20 tahun. Hal ini pernah diungkapkan dalam film dokumenter dari CBSN Originals berjudul Esports: The Price of the Grind.
Sumber: https://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/ppensc414/hatihati-jangan-sampai-cedera-karena-esports
