KIBLAT.NET, Washington – Pelaksana tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Patrick Shanahan telah menyetujui transfer senilai USD 1,5 milyar atau setara Rp21,4triliun untuk membangun tembok penghalang sepanjang lebih dari 180 mil sekira 130 kilometer di perbatasan dengan Meksiko. Bahkan sejumlah pejabat Amerika mengatakan pada Jumat (10/05/2019), jumlah itu termasuk uang USD 600 juta (Rp8.6 triliun) dari rekening yang sebenarnya dialokasikan untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan.
Langkah Departemen Pertahanan ini ditentang oleh para senator Demokrat di Kongres yang sebelumnya juga mengkritik transfer USD 1 juta di bulan Maret lalu. Dana itu diambil dari anggaran militer, dalam rangka membiayai proyek tembok Donald Trump.
Imigrasi merupakan isu sensitif yang menjadi salah satu narasi utama kubu Donald Trump selama kampanye Pilpres 2016 lalu. Bahkan Trump mengumumkan "darurat nasional" supaya bisa mengalihkan alokasi anggaran untuk membangun tembok perbatasan tanpa harus memperoleh persetujuan Kongres.
"Pembiayaan tersebut diambil dari berbagai sumber, termasuk efek penghematan biaya, perubahan-perubahan terencana, dan berbagai kebutuhan lain yang telah direvisi sehingga dampaknya kecil terhadap kesiap-siagaan pasukan," kata Shanahan membela diri.
Shanahan menambahkan bahwa militer Amerika Serikat menempatkan lebih dari 4.000 personel di perbatasan Meksiko. Mereka juga diperkuat dengan 19 pesawat terbang.
Kesepuluh anggota Senat dari Partai Demokrat di bawah komisi yang menangani urusan pertahanan, veteran, dan pembiayaan di bidang tersebut menyatakan menentang keputusan Shanahan. "Kami cemas bahwa Departemen Pertahanan telah memilih untuk memprioritaskan urusan janji kampanye politik daripada memenuhi kebutuhan para personel militer kita," kata mereka.
Seorang pejabat Amerika Serikat lainnya mengatakan transfer terbaru itu termasuk USD 604 juta dari anggaran yang dialokasikan untuk pasukan keamanan Afghanistan yang saat ini masih terus mati-matian mempertahankan wilayah dari ancaman serangan Taliban. Tahun ini Amerika Serikat menggelontorkan dana sebesar USD 4,9 miliar untuk mendukung pasukan pemerintah Kabul, dan diklaim bahwa uang tersebut diambil dari anggaran ini karena ada penghematan.
Amerika Serikat masih terlibat dalam proses negosiasi damai dengan Taliban dalam rangka mengakhiri perang yang sudah berlangsung lebih dari 17 tahun. Sampai saat ini negosiasi telah berjalan enam kali putaran di Doha dan diklaim sudah "ada kemajuan" terkait hal spesifik mengenahi jadwal penarikan pasukan asing dari Afghanistan.
Uang yang bisa diambil dari penghematan biaya itu berasal dari program demiliterisasi kimia, dana pensiun, dan anggaran bantuan untuk Pakistan dan program Angkatan Udara. Meskipun demikian, tetap saja ada kekhawatiran bahwa pasukan pemerintah Afghan nantinya akan bubar jika pasukan Amerika jadi ditarik mundur.
Sumber: Reuters
Redaktur: Yasin Muslim
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/05/12/bangun-tembok-perbatasan-meksiko-as-pangkas-anggaran-perang-di-afghanistan-rp86-triliun/