loading…
“Keberadaan fintech dan perkembangan IT serta internet, membuat tuntutan masyarakat akan layanan kredit cepat dan akses mudah akan meningkat. Saat ini masyarakat sudah terbiasa dengan e-commerce, sehingga BPR menghadapi tantangan yang luar biasa dengan teknologi ini,” ujar Direktur Penelitian dan Pengaturan BPR Ayahandayani di Bandung, Jumat (3/5/2019).
Menurutnya, dulu BPR mempunyai keunggulan yakni pendekatan personal dengan nasabah, namun tidak lagi seiring masifnya perkembangan era digital seperti sekarang ini. Kondisi ini terang dia menuntur BPR untuk beradaptasi sehingga bisa bersaing dengan kehadiran fintech yang terus menjamur.
Baca Juga:
“Dulu BPR unggul dalam pendekatan personal dengan nasabah, namun saat ini BPR perlu beradaptasi dan berinovasi dengan perkembangan IT. Dengan adanya pola perubahan perilaku masyarakat, BPR harus mengantisipasi kebutuhan mereka, terlebih lagi modal yang dimiliki kebanyakan BPR masih berada di bawah Rp15 miliar,” paparnya.
Tantangan BPR ujar Ayahandayani tidak hanya dari segi IT saja karena dari segi persaingan, saat ini bank umum wajib menyalurkan kredit ke UMKM sebanyak 20%. Ada program KUR pemerintah dengan suku bunga rendah dari 7-9%, ditambah dengan CSR dari lembaga pemerintah atau BUMN dengan memberikan kredit pada usaha mikro.
“Menghadapi masalah tersebut, tahun 2019 semua BPR dituntut untuk bisa mencapai ketentuan angka modal inti sebanyak Rp6 miliar, baik dengan mencari investor baru, atau melebur dengan BPR lainnya untuk meningkatkan modal dan efisiensi kerja demi hadapi persaingan yang semakin ketat,” imbuhnya.
(akr)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1401109/178/bpr-dituntut-siap-bersaing-dengan-fintech-1556874080