Situasi News | Sungguh memilukan, kapal TNI AL, kapal resmi NKRI, kapal militer Negara Kesatuan Republik Indonesia, dipermalukan oleh kapal sipil Vietnam. Yang membuat kita marah, kapal Vietnam ini mencuri ikan NKRI, bukan sekedar sedang melintas batas laut wilayah NKRI.
Video kejadian penghinaan ini, kasus kapal coast guard Vietnam menumbur KRI Tjiptadi 381 beredar luas di media sosial. Panglima Koarmada I Laksmana Muda TNI Angkatan Laut Yudo Margono tak mampu berbuat banyak. Akibat manuver kapal dinas perikanan Vietnam bernomor KN 264 dan KN 231 yang menabrak lambung kiri KRI Tjiptadi-381 dan telah menghadang serta menabrak lambung kiri buritan KIA BD 979 yang sedang ditunda oleh KRI Tjiptadi-381, mengakibatkan terjadi kebocoran dan tenggelam.
Begitulah negeri ini dibawah kepemimpinan Jokowi. Jangankan melawan adi daya baru China, menjaga Marwah NKRI dihadapan negara sekecil Vietnam pun tak mampu. Berbusa aku Indonesia, tapi tak mampu menjaga kedaulatan negara.
Bahkan, ini provokasi kapal sipil terhadap militer. Nyatanya, TNI AL tak berani memuntahkan satupun peluru untuk menghukum kapal Vietnam.
Kasus ini sangat memilukan, sebelumya beredar luas video kapal patroli laut Indonesia yang 'kalah' digiring keluar oleh kapal armada militer Malaysia. Terlihat, kapal NKRI seperti kapal tradisional yang tak mungkin mampu melawan Provokasi kapal Malaysia.
Dalam video dimaksud anggota TNI AL tak berdaya meskipun memegang senjata. Bagai kerbau dicucuk hidungnya, kapal TNI AL terpaksa menepi menjauh dari garis batas yang dianggap wilayah maritim Malaysia.
Inilah kondisi militer NKRI dibawah kepemimpinan Jokowi. Lemah, tak berdaulat dimata bangsa dunia bahkan hingga negara tetangga. Begitu dikritik pertanahan lemah, dalam debat capres malah sombong mengumbar pertahanan negara kuat.
Pertahanan negara model apa, hingga kapal sipil dinas perairan Vietnam saja berani menabrak kapal milik TNI AL ? Kedaulatan kuat macam apa, jika militer Malaysia saja bisa menghalau militer NKRI ?
Sungguh memilukan, pemimpin lemah lagi pembohong, memaksa minta diberi ananah dua periode. Dihadapan rakyat garangnya luar biasa, akan saya lawan ! Tapi dihadapan asing dan aseng, mentalnya menciut.
Rakyat protes kecurangan, ditakut-takuti dengan parade militer dan polisi yang ditarik ke ibukota. Padahal, polisi digaji oleh rakyat untuk melindungi rakyat, menjaga kedaulatan NKRI, bukan untuk membungkam aspirasi rakyat.
Dengan China saja, kedaulatan negara digadaikan. Sejumlah wilayah strategis negara diobral untuk membangun proyek OBOR demi ambisi hegemoni China. Para pejabat penjilat berdalih Projek swasta, tapi menggunakan wilayah negara.
Proyek OBOR (One Belt One Road) telah menjadikan Indonesia sebagai bagian dari koloni China, 'provinsi kecil' China intuk memasarkan produk industri China, membanjiri pasar indonesia, dan mematikan industri dalam negeri. Projek OBOR ini juga akan mengkapling sejumlah sumber daya alam negeri ini, untuk dijarah demi menopang kebutuhan bahan baku industri China.
Hari ini, kita bisa saksikan semua yang sok Indonesia, sok NKRI, termasuk mereka yang di BPIP, si Yaqult Qomas, Mahfud yang gemar tuding Islam garis keras, Syafii yang sesumbar jaga NKRI ternyata juga bungkam. Lantas, apakah kita rela negara semakin lemah, NKRI tak memiliki wibawa dibawah kendali Jokowi ? Tentu saja tidak.
Karena itu, tolak kecurangan pemilu, tolak rezim curang berkuasa lagi, tolak seluruh dusta dan tipu daya untuk menjaga kedaulatan NKRI. Kalau tidak kita yang melakukan, siapa lagi. Kalau tidak sekarang, kapan lagi.
Oleh: Nasrudin Joha
Sumber : http://situasinews.com
(nahimunkar.org)
Sumber: https://www.nahimunkar.org/di-era-jokowi-vietnam-saja-berani-injak-harga-diri-nkri/