Silaturahim bertujuan untuk menyatukan persepsi sesama anak bangsa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) mengadakan acara silaturahim dengan para tokoh Dayak untuk menjaga kondusifitas pascapemilu. Silaturahim digelar di Kapolda Kalsel bersama Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Balangan di Ruang Kerja Kapolda.
"Silaturahmi ini untuk menyatukan persepsi sebagai sesama anak bangsa sekaligus wujud komitmennya menghormati dan menghargai kearifan lokal masyarakat Dayak termasuk masalah hukum adat," kata Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (11/5).
Dalam pertemuan itu Yazid mempersilahkan jika persoalan diselesaikan secara hukum adat dan tidak dibebankan ke Polisi sehingga daftar kriminal menjadi rendah. Hal ini juga menurutnya sebagai bentuk memaksimalkan peran kemitraan polisi masyarakat.
“Untuk itu, kami akan memaksimalkan forum kemitraan Polisi masyarakat sehingga ada sinergisitas antara aparat keamanan khususnya Polisi dengan masyarakat,” kata Yazid.
Dalam pertemuan itu juga Yazid menambahkan, bahwa pihaknya menyampaikan terimakasih kepada Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Balangan. Karena selama proses pemungutan suara hingga perhitungan suara pemilu 2019 khususnya di wilayah Balangan tidak terjadi hal-hal yang mengganggu kelancaran dan kesuksesan pemilu.
"Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada tokoh Dayak yang telah membantu Kepolisian dalam menjaga situasi kamtibmas di Kalsel khususnya Kabupaten Balangan selama pelaksanaan pemilu sehingga tidak ada kejadian yang menguras tenaga dan pikiran," kata Yazid.
Karena menurutnya, peran serta dan campur tangan para tokoh Dayak tersebut dalam menjaga kondusifitas juga turut membuat pemilu di Kalsel berjalan sukses. Oleh karena itu dalam pertemuan tersebut juga, Yazid menyampaikan agar jangan sampai dicederai dan meminta agar masyarakat Dayak juga tidak provokasi oleh berita-berita di media sosial khususnya yang ingin mendelegitimasi KPU.
"Kepada warga Dayak yang ada di bawah agar bijak dan tidak mudah terprovokasi dengan adanya berita di medsos dan saat ini ada kelompok tertentu yang ingin mendelegitimasi penyelenggara pemilu yaitu KPU dan Bawaslu yang ingin dijadikan kambing hitam serta melampiaskan kekecewaan terkait hasil pemilu yang baru sama-sama kita laksanakan," ungkapnya.
Karena menurut Jenderal Bintang Dua ini, ada kelompok tertentu yang telah mengangkat isu Agama sehingga umat Islam saat ini mulai terpecah. Sehingga penting bagi kepolisian ujar Yazid agar jangan sampai isu suku pun turut dimunculkan.
"Kami mengantisipasi jangan sampai isu Suku juga dimunculkan. (Karena) Politik tidak ada hubungannya dengan Agama dan Suku, sehingga kami meminta agar disampaikan kepada keluarga dan saudara jangan mudah terprovokasi berita yang beredar," ucapnya.
Untuk diketahui, Pemilihan Umum (Pemilu) baik Pilpres maupun Pileg pada 17 April 2019 di Kalsel berjalan lancar dan aman. Hingga memasuki rekapitulasi surat suara di tingkat Provinsi pun telah berjalan sukses, sesuai mekanisme yang sangat transparan, jujur dan adil serta demokratis.
"Pelaksanaan pesta demokrasi lima tahun ini berjalan dengan aman dan lancar, meskipun ada kendala-kendala di lapangan namun hal tersebut mampu diselesaikan secara bersama-sama sesuai dengan mekanisme yang ada dalam aturan Pemilu 2019," lata Yazid.
Menurutnya, kesuksesan pelaksanaan Pemilu 2019 tidak lepas dari sinergitas semua pihak yang terlibat dalam tahapan pemungutan suara 17 April 2019 yang lalu. Saling bahu-membahu antara aparat Keamanan TNI, Polri dan Steakholder yang ada, sehingga terjaga suasana demokrasi yang aman dan kondusif.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/prch61430/kapolda-ajak-tokoh-dayak-jaga-kondusifitas-kalsel