Pengembangan kualitas sumber daya manusia harus menjadi prioritas negara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan penggunaan dana abadi riset mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja unggul Indonesia.
“Realisasi dana abadi riset sangat berkorelasi dengan pengembangan SDM unggul Indonesia masa depan,” katanya saat dihubungi Antara, di Jakarta, Rabu (1/5).
Dia mengatakan SDM unggul akan mendukung ekonomi modern berbasis inovasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi, yang utamanya adalah hasil pendidikan di jenjang lanjut yang berbasis riset. Secara umum, katanya, pendidikan di jenjang dasar sampai dengan S1 di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri.
Perbedaan baru terasa untuk pendidikan di jenjang lanjut, S2 dan S3. Hal ini terjadi karena pendidikan di jenjang S2 dan S3 lebih berbasis pada riset yang notabene masih tertinggal jauh.
Di lain sisi, kata dia, dana abadi riset sebagai salah satu sumber pendanaan riset di luar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah seharusnya ada. Terdapat tiga jenis sumber pendanaan utama riset sebagaimana praktik di banyak negara yaitu, dana negara (APBN), swasta, dan dana abadi.
Dia menjelaskan besaran dana abadi riset tentu tidak ada ukuran yang pasti dan dinamis tergantung dari kebutuhan negara. Tetapi untuk saat ini, menurut Handoko, sudah cukup ideal bila dalam beberapa tahun bisa diakumulasikan sebesar Rp 25 triliun. Sebagai komparasi, akumulasi dana abadi pendidikan untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sudah mencapai lebih dari Rp 50 triliun.
Dana abadi riset baru tahun pertama sebesar Rp 990 miliar, yang nantinya bisa diakses oleh siapa pun. Ia mengatakan pengembangan kualitas sumber daya manusia harus menjadi prioritas negara sehingga SDM dapat berkontribusi untuk pembangunan bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta lebih meningkat daya saing manusia Indonesia untuk berkompetisi di kancah global.
Pemerintah Indonesia meningkatkan anggaran pendidikan secara signifikan dari Rp 435 triliun pada 2018 menjadi Rp 492 triliun pada 2019. Anggaran LPDP juga ditambah hingga Rp 20 triliun pada 2019.
Anggaran ini digunakan untuk memperluas kesempatan masyarakat mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun luar negeri, sekaligus menjangkau anak-anak bangsa yang cerdas namun mengalami kesulitan dalam hal keuangan untuk menempuh pendidikan. Apalagi 50 persen tenaga kerja di Indonesia hanya tamatan sekolah menengah pertama (SMP), sehingga anggaran pendidikan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kompetensi mereka.
Sumber: https://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/pqu8yd366/lipi-dana-abadi-riset-dorong-pengembangan-sdm-unggul