loading…
TNI terus berupaya menambah anggaran pertahanan demi meningkatkan kualitas alutsista. Apalagi bagi Indonesia, negara dengan wilayah kepulauan yang luas.
Di dunia saat ini, Indonesia termasuk negara yang memiliki kekuatan militer cukup disegani. Bahkan menurut survei Global Fire Power, saat ini Indonesia di peringkat 16 negara terkuat di bidang militer.
Baca Juga:
Berikut tujuh alutsista andalan TNI dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):
Tank Leopard 24AD dan 2Ri
Main Battle Tank (MBT) Leopard buatan Jerman ini memiliki berat sekitar 60 ton dengan panjang 9,9 meter serta lebarnya 3,75 meter. Tank ini dilengkapi meriam Rheinmetall kaliber 120 mm L44 berisi 42 peluru dan senjata pelengkapnya 2 x 7.62 mm MG3A1 berisi 4,750 peluru.
Dalam minimum essential force (MEF), total ada 164 unit Tank Leopard yang akan memperkuat TNI AD. Tank tersebut akan ditempatkan di Batalyon Kavaleri (Yon Kav) yang berada di Jakarta dan Jawa Timur.
TNI AD memiliki dua varian Tank Leopard yakni, 42 unit Tank Leopard jenis 2A4 AD dan 61 unit Tank Leopard 2Ri sebanyak. Dibekali berbagai tenologi modern seperti night vision tank ini sudah teruji dalam medan tempur di Suriah
Helikopter Apache AH 64E
Delapan helikopter Apache AH 64E yang baru dimiliki Indonesia ini merupakan produk Amerika Serikat. Teknologi helikopter serang ini lebih mutakhir dibandingkan milik Singapura. Apache ini merupakan helikopter digital pertama yang dimiliki Indonesia.
Helikopter-helikopter itu kini sudah ada di Hanggar Skadron 11/Serbu, Pangkalan Udara Utama Ahmad Yani (Lanumad Yani), Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad), Semarang, Jawa Tengah.
Senjata yang ada di Apache AH 64E ini ada tiga. Pertama, automatic gun Canon 30 mm yang bisa menembus baja 2-5 sentimeter. Kedua, roket untuk menghancurkan musuh berjarak 7 Km. Ketiga, misil air to ground.
MLRS Astros II MK 6 AV-LMU
Multiple Louncher Rocket System (MLRS) buatan Brazil tersebut dioperasikan oleh Arteri Medan (Armed) TNI AD. Senjata ini mampu meluncurkan 32 roket dalam waktu enam detik. Dengan daya ledak hampir hampir dua hektare, Astros dinilai mampu melumpuhkan basis pertahanan musuh.
KRI Rigel 933 dan Spica 934
Kapal Bantu Hidro Oseanografi kedua milik TNI AL ini dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d’Olonne, Prancis. Kedua kapal ini memiliki peralatan survei hingga kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut.
Kapal yang memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six. Kapal paling canggih dan modern di Asia ini juga mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, serta mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.
Kapal ini dibekali dengan kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.
Kapal Selam Nagapasa 403 dan Ardadedali 404
Dua kapal selam andalan TNI AL ini merupakan produksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan. Kedua kapal selam ini merupakan dua dari total tiga kapal selam yang dipesan pemerintah Indonesia dari pemerintah Korea Selatan.
Kapal Selam Nagapasa 403 ini dilengkapi sistem persenjataan terkini dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan. Termasuk torpedo Black Shark buatan Italia.
Panjang kapal selam ini 61,3 meter, mampu menampung 40 kru kapal. Kecepatan kapal mencapai 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan ini mampu belayar lebih dari 50 hari. Hal yang sama juga dimiliki Kapal selam Ardadedali 404. Kapal ini dilengkapi latest combat system, enhanced operating system, non-hull penetrating mast dan comfortable accomodation.
Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan Kapal Alugoro-405 di Dermaga Fasilitas Kapal Selam PT PAL (Persero) Surabaya, Jawa timur. Nantinya, kapal selam tersebut akan bergabung di Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II bersama dengan empat kapal selam sebelumnya, yakni KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, dan KRI Ardadedali-404.
KRI I Gusti Ngurah Rai 332
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) canggih kelas frigate ini memiliki kemampuan untuk pertahanan udara dari serangan pesawat tempur, peperangan di permukaan, dan serangan bawah laut serta mampu membiaskan gelombang elektromagnet musuh.
Kapal siluman buatan PT PAL dan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda ini memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter. Berbobot penuh 3.216 ton, kapal ini juga dilengkapi sonar 5,73 meter dengan kecepatan maksimal 28 knot.
Beberapa persenjataan yang diangkut kapal ini adalah meriam utama Oto Melara 76/62 milimeter super rapid-gun. Rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang mampu menjangkaua sasaran hingga 200 kilometer.
Skyshield Gun Missile 35 mm MK-2
Alutsista buatan Oerlikon Contraves Rheinmetall, Swiss ini merupakan perisai pertahanan udara jarak pendek milik TNI AU yang sangat canggih dan modern. Senjata ini mempunyai jangkauan peluru sejauh 4.000 meter dengan kecepatan 1000 peluru/menit. Jarak kecepatan amunisi rata-rata 1.050 meter/detik, sedangkan maksimal magazen sebanyak 252 butir.
Alutsista yang dioperasikan di Denhanud 471 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur ini terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35mm, satu sistem sensor pengendali/radar, dan pos komando secara terpisah.
Sistem ini juga dilengkapi dengan amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 butir dan membentuk perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles) setelah empat detik ditembakan, sehingga kemungkinan target lolos dari peluru ini hanya 10%.
Foto-foto: SINDOnews dan dari berbagai sumber
(dam)
Sumber: https://nasional.sindonews.com/read/1414664/14/7-alutsista-canggih-tni-yang-bikin-ngeri-negara-lain-1561463649