Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Kisah Patung Wanita Menangis dan Nisan Katedral Hijau

Patung wanita menangis ini ada di Museum Taman Prasasti yang diresmikan tahun 1977

Dibalik prasasti dan nisan yang disimpan rapih di Museum Taman Prasasti terdapat banyak cerita haru dan menarik yang perlu diketahui. Membuat kita sejenak menyepi dan menikmati ketenangan di museum ini.

Museum dibilangan Tanah Abang, di tengah kota ini diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin pada tahun 1977. Pada masa kolonialisme tempat ini dijadikan sebagai tempat pemakaman yang bernama Kebun Jahe Kober.

Pada saat awal masuk museum ini,  hal pertama yang kita lihat adalah patung wanita tertelungkup sambil menangis yang berukuran besar yang berada di tengah–tengah museum. Konon wanita tersebut menangis karena ditinggal sang suami yang meninggal karenan penyakit Malaria.

Penyakit Malaria kala itu adalah pentakit yang sangat mematikan dan banyak memakan korban. Tidak sanggup menahan kesedihan ditinggal pergi suaminya saat awal–awal pernikahan mereka, perempuan tersebut meninggal bunuh diri. Namun, cerita tersebut sampai sekarang masih belum diketahui kebenarannya.

Masih berada di bagian tengah, di area awal pengunjung datang, mata kita akan tertuju dengan dua peti jenazah dalam kaca. Peti tersebut adalah peti yang bersejarah yang pernah digunakan untuk mengantarkan jenazah Soekarno dan Mohammad Hatta.

Peti tersebut digunakan membawa jenazah Soekarno dari rumah sakit ketempat persemayamannya terakhir di Wisma Yaso. Peti yang lainnya adalah peti yang mengantarkan Bung Hatta dari Rumah Sakit Dr. Tjitpto Mangunkusumo (RSCM) ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir.

Selain itu, pengunjung pun bisa melihat secara langsung makam istri dari tokoh yang menemukan bunga Rafflesia Arnoldii yakni Olivia Mariamne Raffles. Batu nisannya pun sedkit berbeda dengan batu–batu nisan yang ada karena terbuat dari batu andesit.

Tak hanya itu, ada beberapa nisan yang megah dan unik yang juga bisa dilihat oleh pengujung, salah satunya adalah nisan besar yang berbentuk seperti candi. Inilah nisan yang dimiliki oleh ahli sastra Jawa kuno, Dr. Jan Laurens Andries Brandes.

Terdapat juga nisan unik lainnya yang berbentuk seperti katedral berwarna hijau. Nisan ini dibuat untuk menghargai jasa Panglima Perang bernama JJ Pierrie yang dinilai sangat berjasa bagi pemerintah.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.

Sumber: https://republika.co.id/berita/retizen/info-warga/ptqsuz349/kisah-patung-wanita-menangis-dan-nisan-katedral-hijau


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2