Beberapa pertandingan diantarannya Madrid melawan Huesca tengah diinvestigasi
REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA — Pihak kepolisian Spanyol tengah melakukan penyelidikan terhadap beberapa klub La Liga, terkait skandal pengaturan skor pertandingan pada beberapa laga terakhir musim ini. Salah satu yang tengah diinvestigasi adalah pertandingan antara Valencia melawan Valladolid.
Valencia butuh kemenangan untuk bisa kembali ke Liga Champions. Hasil akhir laga tersebut 2-0 untuk Valencia dengan proses dua gol yang diduga ada ‘main mata’ dengan bek Valladolid. Pertandingan lain yang diinvestigasi adalah Huesca lawan Real Betis.
Walaupun kedua klub dilaporkan tak terlibat dalam praktik jual beli skor ini, namun ada dugaan beberapa pemain telah menjual pertandingan untuk mendapakan uang di pasar judi. Dikutip dari Marca, Selasa (4/5), Polisi Spanyol pun menahan beberapa pemain dan mantan pemain sepakbola atas dugaan pengaturan skor ini.
Raul Bravo, Borja Fernandez, Carlos Aranda dan Inigo Lopez diperiksa atas tuduhan pengaturan skor pada tiga pertandingan di divisi utama, kedua dan ketiga di Spanyol. Presiden Huesca Agustin Lasaosa dan kepala layanan medis Huesca Juan Carlos Galindo pun ditahan, dan diduga terkait dengan orgnisasi kriminal, korupsi dan pencucian uang. Walaupun Raul Bravo dan Carlos Aranda dilepas dari penjara usai membayar uang jaminan sebesar 100 ribu euro.
”Ada sembilan orang yang ditahan, dan operasi masih terbuka dan ditujukan pada Huesca, sementara prosesnya berjalan rahasia dan kami tidak dapat memberikan informasi tambahan,” ucap direktur jenderal polisi, Francisco Pardo.
Pardo mengungkapkan, kepolisian sedang mengerjakan beberapa operasi yang signifikan untuk mengungkap jaringan ini. Polisi juga bekerjasama dengan LaLiga dan RFEF (federasi sepakbola Spanyol). El Mundo sempat mengungkapkan sebuah laporan yang membuktikan pertemuan Raul Bravo dan Borja Fernandez di Valladolid, di umah pemain Valladolid Keko Gontan.
Sumber: https://bola.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-spanyol/psk9ab354/la-liga-spanyol-diterpa-skandal-pengaturan-skor