Di Norwegia perantau Indonesia kangen makanan lebaran opor dan jengkol.
Jadi tahun ini Ramadhan Insya Allah 30 hari ya, Gaess. Komite Imam di Majelis Islam Norwegia (Islamsk Råd Norge / IRN) juga sudah mencapai kesepakatan bahwa Idul Fitri tahun 2019 akan jatuh pada hari Rabu, 5 Juni.
Menurut tradisi di Norwegia (dan juga negara-negara Eropa), para pelajar dan pekerja yang akan merayakan hari besar keagamaan dibolehkan untuk minta izin libur. Biasanya mereka akan diminta mengisi formulir izin yang akan diserahkan ke guru / kepala sekolah / atasan di tempat kerja.
Di sekolah anak saya, Fatih, kalau izin hanya 1 hari, izin cukup disampaikan melalui e-mail kepada walikelas. Kalau mau izin lebih dari sehari, urusannya dengan kepala sekolah, dan ada formulir khusus yang harus diisi.
Saya pun sudah menyampaikan soal izin ini ke Camilla, walikelas Fatih. Tadinya saya minta izin Fatih untuk libur sehari penuh. Tapi ternyata hari Rabu adalah gladi resik seluruh kelas 7 sebelum Hari H konser kelulusan esok harinya. Rencana pun berubah.
Jadi saya, suami, dan Fatih akan melaksanakan salat Id sekitar pukul 10:00 di stadion futsal seperti tahun lalu. Selesai salat sekitar jam 11:00. Kemudian Fatih akan langsung menuju ke gedung konser yang tak jauh dari sekolah. Kasihan juga sebetulnya.
Tapi demikianlah kompromi yang harus dilakukan sebagai minoritas di sini. Alhamdulillah kami masih bisa melaksanakan salat Id dengan tenang bersama ratusan kaum muslim dari mancanegara. Setidaknya ada suasana lebarannya.
Sepulang dari masjid kami akan berpencar. Fatih gladi resik. Ayahnya kembali ke kantor dan lanjut dinas ke luar kota sampai dua hari ke depan. Saya InsyaAllah akan menghadiri undangan makan-makan dari salah satu teman Indonesia di sini. Menu lontong opor sampai gulai jengkol kabarnya sudah menanti.
Ya, Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini memang istimewa. Banyak cerita yang tak terlupakan dan membuatnya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak bisa mudik karena memang belum libur sekolah. Sampai merayakan Lebaran secara terpisah karena panggilan tugas. Semoga ada hikmahnya. Yang penting, semoga Ramadhan tahun ini dijalani dan ditutup dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita bisa dengan bahagia menyongsong hari kemenangan.
Yang penting tetap bisa sungkem di pagi hari Lebaran. Bisa sama-sama melaksanakan salat Id. Bisa bertelepon dan bermaaf-maafan dengan orangtua, mertua, dan adik-adik di Indonesia. Urusan lontong opor dan sambal goreng ati plus menu khas Lebaran bisa menunggu selagi masih bulan Syawal.
Selamat mudik. Selamat bersiap-siap melaksanakan hari puasa terakhir. Semoga kita masih bisa meraih keberkahan dan kegembiraan Ramadhan di hari terakhir ini.
Sumber: https://republika.co.id/berita/ramadhan/tradisi-ramadhan/psk4ux385/perantau-kangen-opor-dan-jengkol-saat-lebaran-di-norwegia