loading…
Selain itu, Menkeu menekankan pentingnya regulasi dan melihat ke tempat lain bagaimana membuat instrumen. “Kami mengajak pihak swasta untuk bisa mendorong pasar. Oleh karena itu, partisipasi swasta dikaitkan dengan preferensi pembeli dan direfleksikan dengan harga yang memiliki sinyal kuat,” ujar Sri Mulyani, Rabu (26/6/2019).
Diterangkan olehnya dari portofolio pembeli, 21% green bond dibeli oleh green investor. Sementara sisanya 79% dibeli oleh investor reguler. Hal tersebut diungkapnya pada Seminar Sustainable Finance and Development in Emerging Markets: Challenges and Opportunities yang diselenggarakan oleh Bloomberg Emerging + Frontier Forum 2019 di London.
Baca Juga:
Pada kesempatan tersebut, investor mendorong Kementerian Keuangan (Kemekeu) untuk mengeluarkan lagi green bond. Namun, dari beberapa pertemuan ada pertanyaan terkait bottom line dari keuangannya.
Meskipun penerbitan green bond di investor lokal sangat membanggakan, Menkeu harus bisa meyakinkan manajer investasi internasional terkait pertanyaan ke negara mana sebaiknya investasi dan untuk instrumen apa. Hal Ini menjadi critical. “Harga memegang peran penting, tetapi stabilitas negara memegang peran yang tidak kalah penting dalam carbon market, dan carbon price,” tuturnya.
(akr)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1414935/33/sri-mulyani-ungkap-tantangan-mewujudkan-green-finance-1561538736