Falsafah adiluhung kental delam kehidupan masyarakat Jawa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyikapi kemenangannya dalam Pilpres 2019 dengan falsafah adiluhung yang kental dalam kehidupan masyarakat Jawa. KPU, pada Ahad (30/6), telah menetapkan Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
“Bagi saya sebagai legislator di daerah pemilihan, wilayah Mataraman, sikap beliau itu sebenarnya merupakan implementasi falsafah adiluhung yang disarikan dari kehidupan orang Jawa,” kata Arteria dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/7).
Arteria mengatakan bahwa sikap Jokowi dalam menerima kemenangan pilpres, ibarat ngluruk tanpo bolo atau dapat diartikan tidak semua peperangan harus dimenangkan dengan menggunakan bala tentara. Selain itu, menang tanpo ngasorake yang artinya menang tanpa merendahkan, tidak jemawa, serta tidak menyakiti hati lawan.
Sikap itu, menurut dia, ditunjukkan Jokowi selama ini. Dalam pidato di acara Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019, kata dia, Jokowi telah memperlihatkan sikap tawaduk, mengikuti ilmu padi yang makin berisi, makin menunduk, dan makin merendah.
“Sifat yang amat mulia yang jarang kita jumpai saat ini,” kata Arteria.
Dalam pidato singkat namun penuh makna, menurut dia, Jokowi memperlihatkan adab atau etika yang baik dengan datang mendaftarkan diri ke KPU tampak muka dan hadir ke KPU ketika ditetapkan sebagai calon presiden terpilih. Ia menilai, Jokowi ingin melakukan penghormatan sekaligus apresiasi terhadap para patriot-patriot demokrasi, khususnya KPU, yang telah bekerja keras menyelenggarakan pemilu bermartabat dan demokrasi sehat, terlebih setelah dikuatkan melalui putusan MK.
“Beliau juga melakukan penghormatan tertinggi sekaligus menghaturkan rasa terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia sekaligus menerima amanah dan tanggung jawab yang diberikan dengan rida, tulus, dan ikhlas,” ujarnya.
Jokowi, lanjut dia, juga mengajak semua elemen bangsa untuk kembali bersatu, merajut dan menjaga persatuan di Negeri Pancasila yang mempersatukan Indonesia dalam kebinekaan. Jokowi dengan segala kerendahan hati, katanya lagi, mengajak Prabowo dan Sandiaga untuk bersama-sama membangun negara.
“Negara masih membutuhkan patriot-patriot yang cinta negeri, yang telah selesai dengan dirinya sendiri, yang datang hanya untuk mengabdi,” katanya.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/ptyenh409/arteria-jokowi-sikapi-kemenangan-dengan-falsafah-adiluhung