Bagi para santri yang mondok kerap dihadapkan dengan sejumlah persoalan
REPUBLIKA.CO.ID, Buku ini merupakan ikhtiar penulis yang notabene lulusan pesantren agar para santri betah di pondoknya. Buku ini merupakan buah riset sederhana dengan mengunjungi beberapa pesantren dan mengamati kehidupan mereka. Tak lupa, dialog kepada santri untuk menguak persoalan-persoalan di pesantren.
Buku yang terdiri atas empat bagian dan sebuah epilog ini menjelaskan jurus-jurus bagi para santri baru maupun orang tua yang hendak mengirim anaknya ke pesantren. Saeful Bahri yang sebelumnya melahirkan karya Lost in Pesantren ini menyajikan jurus-jurus untuk bertahan di pesantren.
Bagian pertama, yakni Untuk Anakku: 7 Pesan dari Ayah. Bab ini bercerita tentang harapan ayah kepada anaknya yang hendak pergi dari rumah untuk menuntut ilmu. Petuah dari Luqman yang terekam dalam Alquran dihidangkan untuk menguatkan akidah anak.
Ajaran tauhid harus tersemat jauh ke dalam lubuk hati sebagai fondasi anak agar bisa melangkah ke depan. Mutiara motivasi dari ayah agar anak terbang tinggi layaknya elang juga turut dipaparkan dengan bahasa yang elok.
Bagian berikutnya, yakni Untuk Orang Tua: 7 Pesan dari Pesantren. Pesan yang cukup provokatif, yakni pesantren bukan hotel. Penulis coba menyadarkan kepada orang tua agar tidak menuntut pesantren menjadi hotel.
Pesantren memang dirancang untuk mendidik anak menghadapi situasi yang tidak nyaman. Kata kuncinya adalah ajarkan kepada anak untuk melepaskan ketergantungan sejak di rumah. Masa depan mereka akan ditentukan oleh kegigihan dan keuletan.
Ketiga, yakni Untuk Santri: 7 Jurus Betah di Pesantren. Salah satu jurus yang diketengahkan yakni menghadapi senioritas. Amat wajar adanya kakak kelas di lembaga pendidikan manapun.
Namun, fenomena perundungan dan bullyingyang kerap terjadi membuat santri harus menyiapkan diri menghadapi itu. Kata kuncinya, yakni meng- hormati dan terima nasihat senior. Ketika kita menjadi objek perundungan, jangan takut berceri- ta kepada guru. Jangan lupa untuk berpikir positif.
Terakhir, yakni 7 Skills Santri Hebat. Beberapa skillyang harus dipelajari santri di pesantren, seperti hafiz Quran, bahasa asing, public speaking, menulis, leadership, kolaborasi, hingga digital literasi. Skill terakhir merupakan sebuah keniscayaan bagi para santri pada masa sekarang. Teknologi digital bisa menjadi sarana dakwah para santri dan media untuk menginspirasi masyarakat.
Judul Buku: 7 Jurus Betah di Pesantren
Penulis: Saeful Bahri
Penerbit : Republika
Tahun Cetak:2019
Tebal Buku:200 halaman
Sumber: https://republika.co.id/berita/pv1xyv282/jurus-betah-di-pesantren-siasat-santri-betah-mondok