Diet 16:8 adalah makan selama delapan jam sehari dan kemudian ‘berpuasa’ di sisa hari
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pernah mendengar diet 16:8? Ahli diet senior di Ronald Reagan-UCLA Medical Center, Dana Hunnes, mengatakan 16:8 adalah diet yang sangat sederhana.
“Diet 16:8 adalah makan selama sekitar delapan jam sehari dan kemudian ‘berpuasa’ di sisa hari itu,” jelasnya dikutip dari Women’s Health.
Ya, sisa waktu dalam satu hari itu tidak lain adalah 16 jam penuh. Jadi selama 16 jam pelaku diet disarankan untuk tidak mengemil apa pun.
Pada dasarnya, selama periode ‘puasa’ 16 jam kita perlu membatasi diri semisal membatasi dari teh hitam, kopi, atau soda. Kemudian, selama delapan jam ke depan kita bisa makan apapun yang diinginkan tanpa perlu menghitung kalori.
Secara ilmiah, setidaknya diet 16: 8 aman untuk dicoba. Dalam sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan jurnal Nutrition and Healthy Aging, sebanyak 23 laki-laki dan perempuan yang obesitas mengikuti diet 16:8 selama 12 pekan.
Dibandingkan dengan kelompok yang makan secara normal, mereka yang melakukan diet 16:8 mengambil 350 kalori lebih sedikit per hari, kehilangan jumlah berat yang sederhana (rata-rata sekitar tiga persen dari berat badan mereka), dan menurunkan tekanan darah mereka.
Tapi perlu diingat, ini adalah penelitian kecil dan beberapa orang lain telah meneliti diet 16:8 secara khusus. Jadi sulit untuk menarik kesimpulan sampai saat ini.
"Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebelum kita dapat melihat apakah dan bagaimana itu dapat diimplementasikan ke dalam rencana aktual secara efektif," kata Beth Warren, pendiri Beth Warren Nutrition.
Salah satu manfaat potensial dari diet 16:8 adalah bisa menurunkan berat badan karena sering kali makan berlebihan di malam hari menjadi faktor besar kenaikan berat badan. Berpuasa 16 jam dapat membuat tubuh dalam kondisi ketosis (tanpa benar-benar harus melakukan diet keto penuh), yang berarti tubuh mulai membakar lemak untuk energi.
Tetapi, waktu yang diperlukan untuk masuk ketosis bervariasi berdasarkan individu. Biasanya, dibutuhkan waktu 12 hingga 32 jam puasa. Studi menunjukkan bahwa penurunan berat badan akibat diet ini karena adanya proses pembakaran lebih banyak lemak untuk energi daripada karbohidrat.
Apakah ada kerugian pada diet 16:8? Diet ini seperti halnya diet lainnya, mungkin banyak yang kesulitan berkomitmen. Dalam kasus yang jarang terjadi, diet 16: 8 berpotensi menyebabkan gangguan makan.
Misalnya, jika seseorang tidak melakukan diet ini dengan baik dalam periode puasa yang lama, mungkin dampak diet tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Makan terlalu larut juga berpotensi mengganggu kualitas tidur. Jadi sebaiknya makanlah lebih awal.
Sumber: https://gayahidup.republika.co.id/berita/pu3m2p459/mengenal-diet-168-untuk-turunkan-berat-badan