‘Saya tidak dapat membayangkan jika tidak dicover BPJS Kesehatan’.
REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG–Peserta BPJS Kesehatan semakin dipermudah mengakses pelayanan kesehatan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kemudahan pelayanan kesehatan era JKN-KIS tersebut salah satunya dirasakan oleh Disha Ardiwinata (28). Warga Jalan Budi Agung, Cidadap, Kota Bandung itu menceritakan bagaimana mudah dan cepatnya mendapat pelayanan di FKTRL. ”Akhir Mei 2019, saya merasakan nyeri di bagian perut karena penyakit maag. Saat itu penanganan yang saya lakukan hanya minum obat dari apotek. Namun, selama tiga hari sakit saya tak kunjung mengalami perkembangan,” ucap Disha dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (4/7).
Disha melanjutkan, di hari ketiga penyakit maag-nya semakin menjadi. Ia mengalami sesak nafas akibat naiknya asam lambung. Kemudian, sehari berselang, sambung Disha, badannya merasakan panas di bagian tubuh sebelah kiri dan sering muntah-muntah. ”Di hari ke empat, tubuh bagian kiri saya panas. Saya memang punya riwayat medis sesak nafas dan maag. Tapi belum pernah mengalami seperti ini (sebagian tubuh panas), nyerinya terasa sampai ke jantung. Dikarenakan sakit saya malah semakin parah, saya berinisiatif memeriksakan kondisi ke Puskesmas. Di Puskesmas tersebut, saya diperiksa dan di vonis mengidap maag kronis. Saya pun akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Advent Bandung untuk penanganan lebih lanjut,” tutur Disha yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak tahun 2014.
1
Saat itu, Disha sempat berpikir terkait biaya yang akan dikeluarkan jika diperiksa di Rumah Sakit bahkan jika harus dirawat berhari-hari, apalagi berdasarkan riwayat medis saat pemeriksan pertama di Puskesmas, penyakit yang diderita Disha berhubungan juga dengan jantung. Namun, berbekal kartu JKN-KIS, dirinya mantap mendatangi FKTRL tersebut.
”Saat datang, tidak lama menunggu saya langsung dapat kamar. Saat menggunakan kartu JKN-KIS, saya dapat langsung dirawat dan ditangani dokter. Teknisnya cukup mudah dan gampang, hanya menunjukan identitas diri dan kartu JKN-KIS. Selama memanfaatkan kepesertaan Program JKN-KIS, pelayanan yang diberikan baik dan susternya ramah. Selama empat hari mendapat perawatan, saya tidak perlu mengeluarkan biaya, sangat terasa manfaatnya,” papar Disha.
Disha menuturkan bahwa ia tidak dapat membayangkan jika tidak dicover BPJS Kesehatan, berapa biaya yang harus ia dikeluarkan. Apalagi, ia harus menjalani kontrol ke dokter jantung selama satu bulan kedepannya. Katanya, selama ini banyak asumsi masyarakat tentang adanya diskriminasi pelayanan terhadap peserta JKN-KIS. Namun, hal itu tak benar. Menurut Disha, berdasarkan pengalamannya, dia sangat terbantu dan dipermudah saat mengakses pelayanan kesehatan, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.
”Sebelum sakit maag ini, dulu saya pernah menjalani fisioterapi. Syaraf kaki kejepit hingga lutut dan ke pinggul akibat jatuh. Fisioterapi saya jalani selama enam bulan bolak-balik ke rumah sakit, tidak ada biaya yang keluar. Alhamdulillah menjadi peserta JKN-KIS sangat terbantu, tidak ada istilahnya dipersulit,” jelasnya.
Disha mengajak masyarakat yang belum bergabung menjadi peserta BPJS Kesehatan untuk segera mendaftar, khususnya orang tua yang memiliki anak-anak. Ajakan itu didasari pengalaman Disha menjadi peserta BPJS Kesehatan yang sangat membantu baik dalam hal akses pelayanan kesehatan ataupun bantuan dari segi pembiayaan. ril
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/pu3n0y352/pelayanan-jknkis-mudah-dan-cepat