loading…
Bagaimana rasanya? Akhirnya saya bisa mencoba All New Honda Accord yang baru diluncurkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 belum lama ini. Langsung di Sirkuit Bridgestone, Karawang Timur, sebelum bertolak ke Bandung. Karena ada fitur khusus yang harus dicoba, di antaranya yang berhubungan dengan keselamatan.
Fitur ini katanya mampu memperkecil risiko kecelakaan. Namanya, Honda Sensing. Honda Sensing berfungsi membantu pengemudi menghindari dan meminimalkan potensi kecelakaan saat berkendara. Ada beberapa fitur dan kami coba semuanya di sirkuit itu.
Baca Juga:
Pertama, collision mitigation braking system (CMBS). CMBS menggunakan radar milimeter wave di belakang grill depan, juga kamera monocular di depan kaca spion tengah. Radar dan kamera mendeteksi mobil di depan.
Lalu, sistem forward collision warning (FCW) memberi peringatan visual dan audio. Kami mengujinya dengan "menabrakkan" mobil dalam kecepatan 40 km per jam tanpa menginjak rem menuju halangan mobil dari stereofoam .
Tiba-tiba saja muncul peringatan di MID. Kemudian radar, kamera CMBS, serta modulator VSA melakukan pengereman mendadak hingga mobil berhenti tepat 1 meter di depan halangan. Awalnya cukup deg-degan. Namun, setelah mencoba beberapa kali, saya yakin fitur ini memang aman.
Fitur Honda Sensing kedua yang dicoba adalah road departure mitigation (RDM). Di sini kamera monocular akan mengenali garis solid dan putus-putus di jalan raya, juga marka pembatas jalan saat melaju di antara kecepatan 72 hingga 180 km/jam.
Ketika pengemudi mengantuk dan kendaraan melintasi garis solid pembatas jalan, tiba-tiba setir otomatis melakukan koreksi. Inilah lane keeping assist system (LKAS). Koreksi itu cukup menyadarkan saya untuk lebih waspada. Tentu saja ada keterbatasannya.
Tidak sepenuhnya bisa mendeteksi semua marka atau garis jalan. Fitur Honda Sensing terakhir yang kami coba adalah adaptive cruise control (ACC) dengan low-speed follow . Ya, cruise control memang bukan fitur asing. Namun, relatif jarang dipakai karena kemacetan jalanan Jakarta.
Sebaliknya, ACC relevan dipakai karena mobil kamera monocular terus-menerus mengukur jarak dengan kendaraan di depan. Pengemudi dapat memilih pengaturan jarak "Short", "Medium", "Long", atau "Extra Long".
Bahkan, bisa meningkatkan kecepatan untuk mengikuti kendaraan di depan dalam kondisi stop-and-go dari kecepatan 0 km/jam hingga kecepatan 180 km/jam. Dari Sirkuit Bridgestone di Karawang Timur itu, rombongan media lantas bergerak menuju Bandung. ACC pun tetap saya aktifkan.
Mobil seperti bergerak secara otonom. Namun, setelah memasuki Tol Cipularang, tentu ada hal lain yang ingin saya coba, yakni mesin baru 1.5L VTEC 16-valve turbo engine dengan CVT yang performanya mencapai 190 PS dengan torsi 260 Nm di 1.600- 5.000 rpm itu.
Ah, ya hilang sudah Honda Accord yang kaku dan untuk orang tua itu. Ketika saya mengaktifkan Sport Mode, saya mendapati sedan sporty agresif dan bertenaga. Tentu ini sangat fun to d rive dan bisa dioptimalkan dengan paddle shift untuk perpindahan transmisi lebih agresif.
Saya seperti sedang menaiki Civic Turbo yang lebih mewah dan lebih responsif. Sebaliknya, di jalanan Kota Bandung yang padat dan macet, saya tinggal memilih Eco Mode untuk berkendara yang lebih hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Tentu saya juga menikmati fasilitas yang ada di mobil ini. Antara lain kabinnya lebih lapang, lebih nyaman, dan lebih senyap. Ada layar 7-inci TFT yang menampilkan berbagai informasi, sistem A/V layar capacitive touchscreen 8 inci, serta favorit saya, yakni fitur wireless charger console yang dilengkapi USB port di konsol depan.
Beberapa fitur penunjang kenyamanan lainnya, ada 8-way seat adjustment di kursi pengemudi, 4-way power seat adjustment di penumpang depan, juga bangku belakang dengan tambahan legroom sebesar 48 mm dibanding model sebelumnya.
Di baris kedua, penumpang dimanjakan lewat dua port USB charger dan A/C vent di konsol tengah, serta sunshade lebih besar. Bagasinya pun berkapasitas 573 liter. Nah yang saya suka juga, yakni kabin Accord lebih senyap dibanding Civic sedan atau hatchback .
Ini berkat sistem active noise cancellation (ANC) untuk mengurangi kebisingan di dalam kabin. Terakhir, di luar, saya suka tampilan bonnet Accord yang panjang, overhang lebih pendek, serta pilar A lebih tipis dan condong ke depan yang menghasilkan bidang pandang yang lebih luas bagi pengemudi, meningkat 7,9 derajat dibanding model sebelumnya.
All New Honda Accord memiliki wheelbase yang lebih panjang (+55 mm), bodi yang lebih rendah (-15 mm), sekaligus lebih lebar (+12 mm).Velg-nya juga 18 inci, ada dual chrome exhoust pipe finisher , dan semua lampunya juga sudah LED.
Mulai DRL, headlight, lampu belakang, hingga lampu sein. Dari samping, kesan sporty juga ditandai oleh garis bodi tegas yang memanjang dari depan hingga belakang. Lekukan di panel pintu dan bagian bawah semakin memberikan kesan tangguh dan solid.
Tailgate dengan desain yang dinamis memperbaiki aliran udara dari bodi, sementara lampu belakang lightpipe LED memberikan tampilan yang semakin mewah. All New Honda Accord dijual dengan harga Rp698 juta. (Danang Arradian)
(nfl)
Sumber: https://autotekno.sindonews.com/read/1425776/120/sedan-premium-generasi-ke-10-lahir-kembali-1564635970