Museum Pegadaian menjadi salah satu wista heritage yang bisa dikunjungi.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kota Sukabumi mengandalkan wisata heritage dan kuliner sebagai daya tarik bagi pengunjung. Sebabnya di kota kecil tersebut terdapat banyak bangunan bersejarah dan kuliner yang terkenal kelezatannya.
''Kami mencoba kolaborasikan antara wisata sejarah dan ekonomi kreatif keduanya bisa bersinergis,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di sela-sela kegiatan Sukabumi Coffee Festival 2019 yang digelar di halaman Museum Pegadaian Kota Sukabumi.
Dalam festival ini mencoba mengenalkan Sukabumi memiliki potensi sejarah heritage dan anak muda yang kreatif di bidang kuliner kopi.
Menurut Fahmi, Museum Pegadaian merupakan salah satu bangunan heritage yang dapat menjadi daya tari wisata sejarah. Pemilihan Sukabumi sebagai tempat museum tak lain karena daerah tersebut menjadi tempat berdirinya kantor pegadaian untuk pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 1 April 1905.
Museum Pegadaian baru didirikan sejak tanggal 1 April 2010 lalu bertepatan dengan kelahirannya. Di dalam museum yang terletak di pusat kota itu terdapat sejumlah barang kuno yang merupakan peninggalan kantor pegadaian dari masa ke masa.
Barang tersebut tidak hanya berasal dari Sukabumi melainkan didatangkan dari seluruh Indonesia misalnya dari Pegadaian Yogyakarta, Magelang, Cilacap, dan lain sebagainya.
Benda kuno yang dipamerkan antara lain mesin ketik, timbangan analis sebagai alat penaksir, cap stempel, alat uji kadar emas, brangkas, cap mbajar, meja kasir, sepeda ontel, dan masih banyak lagi. Keberadaan benda-benda tersebut dirawat secara rutin oleh Kantor Pegadaian Sukabumi, yang letaknya bersebelahan dengan museum.
Selain pegadaian kata Fahmi, Sukabumi juga memiliki rumah pengasingan atau rumah bekas tahanan Bung Hatta dan Syahrir. Bangunan tua atau heritage ini hingga kini tetap kokoh berdiri di Jalan Bhayangkara Nomor 156 A, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Bangunan itu tepatnya dibangun pada 1926 lalu dan berada di kompleks rumah inspektur polisi atau saat ini disebut Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri. Dari informasi yang diperoleh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan Muhammad Hatta dan Sutan Syahrir tinggal selama 1,5 bulan di rumah pengasingan tersebut.
Di sisi lain ungkap Fahmi, Kota Sukabumi terkenal dengan kuliner salah satunya kopi. Di Kota Sukabumi terdapat banyak lokasi kedai atau cafe kopi yang berjumlah 58 unit. Lokasi kedai ini menjadi daya tarik wisatawan untuk nongkrong atau berkumpul terutama di akhir pekan.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/pvdrml368/sukabumi-andalkan-potensi-wisata-emheritageem