loading…
Unjuk rasa dua bulan terakhir dipicu penolakan pada rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengizinkan seseorang diekstradisi dari Hong Kong untuk diadili di pengadilan China. Unjuk rasa yang digelar pada Sabtu (27/7) bertujuan mengecam serangan yang dilakukan anggota geng triad kepada para demonstran. Unjuk rasa ini pun berakhir jadi kerusuhan saat personel kepolisian berupaya membubarkan para demonstran.
Demonstrasi di pusat distrik bisnis Hong Kong kemarin juga meluas ke jalanan sekitar. Para pengunjuk rasa yang mengenakan kaos hitam memenuhi sejumlah ruas jalan. Ribuan orang bergerak ke arah timur menuju distrik perbelanjaan Teluk Causeway, dan kelompok lain menuju barat ke kantor perwakilan Pemerintah China yang disebut Kantor Penghubung Pemerintah Sentral.
Baca Juga:
Di sana ratusan personel kepolisian menghadang pengunjuk rasa di jalan menuju gedung tersebut. Jalanan ke arah gedung itu pun diblokade dengan barikade plastik berisi air. Pelindung plastik telah dipasang di sekitar logo nasional di atas pintu depan gedung kantor itu.
Kantor itu menjadi fokus kemarahan pengunjuk rasa karena dianggap mewakili China yang meningkatkan kontrol di Hong Kong. Minggu sebelumnya pengunjuk rasa mengejutkan polisi dengan mencoret dan melemparkan cat di dinding kantor, logo nasional, dan plang tulisan di depannya.
Para pejabat China menganggap vandalisme itu sebagai tantangan pada kedaulatan pemerintah pusat yang tak akan ditoleransi. "Semua orang tahu dengan sangat baik bahwa pemerintahan Hong Kong sekarang dikontrol oleh beberapa kekuatan luar seperti mereka yang ada di Kantor Penghubung," papar seorang aktivis bernama Chan, dilansir Reuters.
"Sekarang Hong Kong bahkan tak punya kebebasan berkumpul. Kita harus datang ke sini untuk membuat ekspresi simbolik," ungkap Chan. China menyangkal intervensi di Hong Kong dan memperingatkan unjuk rasa ini sebagai tantangan pada kebijakan satu negara dua sistem.
Banyak pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang kepolisian seperti "Kepolisian hitam. Memalukan". Beberapa pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan, "Kami bangkit sebagai satu, kami berjuang sebagai satu", dan "Hentikan kekerasan".
Saat ini lebih banyak demonstran memakai helm. Beberapa mengenakan masker gas dan pelindung tubuh, serta membawa tameng dan tongkat. "Saya sudah mengikuti setiap protes dan saya tidak pernah memakai masker gas," ungkap Phong Lok yang datang memakai baju Spiderman agar sama dengan yang dipakai putranya yang berumur enam tahun.
"Saya tak melakukan sesuatu yang salah. Mereka yang berkuasa yang salah. Pada titik ini di sana tak ada yang dilakukan kecuali agar Carrie Lam mundur karena dia jelas tak dapat memimpin," kata Phong. Pengunjuk rasa telah menciptakan krisis politik paling serius di Hong Kong sejak kota itu dikembalikan ke China oleh Inggris pada 1997.
Demonstran juga mendesak penerapan demokrasi sepenuhnya dan penyelidikan independen atas penggunaan kekuatan berlebihan oleh kepolisian pada pengunjuk rasa. Unjuk rasa itu juga menjadi salah satu tantangan langsung bagi otoritas Presiden China Xi Jinping.
Demonstrasi di Hong Kong tampak semakin terorganisasi dan semakin keras. Para aktivis berharap dapat memecah kekuatan kepolisian dengan membagi lokasi unjuk rasa mereka. "Kepolisian biasanya mengepung kami dan kami tak memiliki jalan lain untuk pergi. Jadi kami sesuaikan strategi kami kali ini. Ini lebih cair dan fleksibel," kata pengunjuk rasa Edward Ng.
Sabtu (27/7), kepolisian menggunakan gas air mata, peluru karet, granat busa untuk membubarkan massa. Kepolisian juga memenuhi stasiun kereta yang sama tempat anggota geng menyerang pengunjuk rasa pekan sebelumnya.
(don)
Sumber: https://international.sindonews.com/read/1424700/40/unjuk-rasa-dua-bulan-terakhir-di-hong-kong-jadi-siklus-kekerasan-1564364920