loading…
Seperti yang dialami Feru Sukaryono, jamaah haji asal Kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB). Dia harus merelakan sebagian barang bawaannya ditinggal di Bandara King Abdul Aziz Jeddah karena dianggap terlalu banyak. Menurutnya, barang yang ditinggal berupa makanan dan buah kurma.
“Ini hanya boleh sebagian yang dibawa masuk. Karena bukan makanan basah,” kata jamaah Kabupaten Sumenep ini saat ditemui di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Baca Juga:
Menurutnya, ketua kloter memang telah menyosialisasikan mengenai tas tentengan. Namun ternyata ukurannya adalah tas kecil, seukuran tangan. Sementara banyak jamaah haji, termasuk dirinya membawa tas tentengan yang besar karena untuk membawa oleh-oleh.
“Yang paling banyak kurma, kurma muda. Soalnya kalau di Indonesia mahal, kalau di sini kan murah, murah banget. Kalau sudah sampai di Indonesia, nggak karu-karuan harganya,” katanya.
Meski kecewa dengan pembatasan barang bawaan, tapi karena sudah menjadi kebijakan maskapai, dirinya ikut aturan saja. “Kita terima saja lah,” katanya.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019, Arsyad Hidayat menegaskan kembali bahwa jamaah haji hanya diperkenankan membawa barang seberat 32 kilogram di tas koper dan 7 kilogram di tas kabin. Jamaah tidak boleh coba-coba menyimpan air zamzam di dalam koper bagasi karena pasti akan ketahuan.
“Kalau ketahuan pasti akan dibuka, ketika dibuka, justru kita khawatir barang-barang yang lain milik jamaah ikut terbuang, sehingga ada barang yang hilang,” kata Arsyad kepada tim Media Center Haji (MCH), Minggu, 18 Agustus 2019 sore.
Diakui Arsyad pihaknya tidak menyiapkan pelayanan penanganan barang kelebihan yang terpaksa ditinggal di bandara. Sebab, PPIH telah mengingatkan kepada jamaah haji semenjak di pondokan atau hotelnya masing-masing untuk tidak membawa barang berlebih.
Bagi jamaah yang membawa pulang banyak barang, Arsyad menyarankan untuk mengirimkan lewat perusahaan kargo jauh-jauh hari sebelum kepulangan. Sehingga barang bawaan telah tiba di rumah ketika jamaah sampai di Tanah Air atau bisa juga berbarengan.
“Bahkan sudah kita sampaikan bahwa di setiap hotel sudah banyak yang menawarkan jasa, artinya kalau ada barang lebih segera kirimkan via kargo,” katanya.
Arsyad juga meminta bantuan kepada seluruh petugas kloter, termasuk ketua rombongan maupun ketua regu untuk bisa mengingatkan seluruh jamaah haji terkait aturan barang bawaan yang ditetapkan oleh maskapai.
Menurutnya, pihak maskapai mempunyai pertimbangan-pertimbangan khususnya yang berhubungan dengan keselamatan jiwa penumpang yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
“Tolong ini menjadi perhatian jamaah haji Indonesia supaya proses pemulangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, juga mungkin di Bandara Prince Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah berjalan lancar, tidak ada kendala, tidak ada masalah, sehingga prosesnya bisa berjalan lebih cepat,” katanya.
(sco)
Sumber: https://nasional.sindonews.com/read/1431221/15/banyak-barang-bawaan-jamaah-haji-terpaksa-ditinggal-di-bandara-jeddah-1566178708