loading…
Desainer yang akrab disapa Katrantzou ini lahir di Athena, Yunani pada 29 Januari 1983. Dia memiliki seorang ibu yang ahli dalam bidang desain interior dan seorang ayah yang terlatih dalam teknik tekstil. Saat beranjak dewasa, Katrantzou pergi ke Amerika Serikat. Dia belajar di Rhode Island School of Design untuk mendapat gelar sarjana dalam bidang arsitektur.
Setelah menyelesaikan gelar sarjana pada tahun 2005, Katrantzou mulai fokus pada cetakan mode alih-alih cetakan untuk interior. "Saya kira itu adalah ambisi arsitektur saya yang ikut berperan. Begitu saya mulai bekerja pada pakaian, saya tertarik pada bagaimana siluet bekerja dalam tiga dimensi (3D) di seluruh tubuh," ujar Katrantzou, seperti dilansir Vogue.co.uk.
Baca Juga:
Katrantzou kemudian melanjutkan untuk belajar Central Saint Martins di London untuk menyelesaikan magister dalam desain mode. Pada tahun 2006 dia berkolaborasi dengan Sophia Kokosalaki dalam membangun portofolio untuk kursus Masters Fashion Textile yang ditawarkan di Central Saint Martins.
Selama studinya, dia berhasil menjual beberapa cetakannya ke Bill Blass. Pada 2008 dia membuka acara wisuda di Saint Martins dengan gaun Trompe L'oeil yang dicetak secara digital. Gaun dengan cetakan unik tersebut berhasil dinominasikan untuk LOreal dan Harrods Professional Award. Dalam acara wisuda tersebut, Katrantzou berhasil menghadirkan potongan-potongan yang menciptakan ilusi.
Dia juga merancang perhiasan yang terbuat dari kayu dan logam yang merupakan replika cetakannya. "Sejak saat itu, saya dikenal luas sebagai desainer yang menggunakan teknik cetakan digital," ujar Katrantzou.
Acara kelulusan Katrantzou memetakan gaya khas busana rancangannya. Gagasan busana di acara wisuda tersebut kemudian meluas ke berbagai koleksi lainnya yang secara tematik dalam bentuk berbeda, seperti botol parfum, karya seni, benda dalam keseharian, dan termasuk ide yang lebih abstrak, seperti simbol atau nostalgia. Banyak dari busana yang ditampilkan Katrantzou juga mencerminkan kepribadiannya sebagai pencinta alam bebas.
Tampil deretan gaun bernuansa floral dan fauna dalam siluet yang bervolume dan berstruktur sehingga meninggalkan kesan yang modern dan futuristik. "Terkadang saya menghadirkan lukisanlukisan realis dan siluet yang unik, seperti bowl skirt," ujar Katrantzou.
Tak lama kemudian, Katrantzou menghadirkan koleksi siap pakai independen pertama, yakni koleksi Fall/Winter 2008 di London Fashion Week . Meski hanya menunjukkan koleksi yang sangat terbatas, hanya sembilan baju, dia dilirik 15 agen stokis yang menginginkan baju-bajunya di toko mereka.
Sukses meluncurkan koleksi perdana, Katrantzou kemudian dipilih untuk menjadi penerima penghargaan NEWGEN British Fashion Council (BFC) selama enam musim. Penghargaan ini bertujuan membantu Katrantzou dalam bidang pembiayaan peluncuran koleksi terbaru. "Saya mendapat dukungan untuk meluncurkan koleksi Spring/Summer 2009 hingga Fall/Winter 2012," ujar Katrantzou.
Pada November 2010 Katrantzou dinobatkan sebagai pemenang Penghargaan Tekstil Swiss. Beberapa bulan kemudian dia menunjukkan koleksinya di Aurora Fashion Week di Rusia. Pada 2011 keunggulan Katrantzou dalam busana siap pakai diakui di British Fashion Awards. Di ajang tersebut dia memenangi hadiah Emerging Talent.
Sementara itu, di koleksi terbaru, yakni koleksi Fall/Winter 2019 ini, Katrantzou mencoba untuk memasukkan berbagai elemen untuk diaplikasikan ke dalam koleksi busana. Dia mengambil inspirasi dari kekuatan bumi, udara, api, dan air. Berbagai potongan baju dan material baru juga terlihat di sini, mulai dari desain ruffle yang unik sampai dengan penggunaan material bulu yang playful. "Ada pula permainan layering yang eksentrik dan motif ekspresif dalam warna-warna menarik yang eye cathing, seperti warna-warna cerah dan netral," ujar Katrantzou. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)
Sumber: https://lifestyle.sindonews.com/read/1426089/186/mary-katrantzou-desainer-print-banyak-prestasi-1564718738