Pesantren mampu memproduksi sabun kecantikan yang bahan dasarnya dari susu sapi.
REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN — Pondok Pesantren Daarul Mukhlishin di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan punya produk unik hasil dari program kewirausahaan santri.
Pesantren mampu memproduksi sabun kecantikan yang bahan dasarnya dari susu sapi. Bahkan menurut pengasuh pesantren Daarul Mukhlishin, KH Yayat Hidayat produk sabun kecantikan itu tengah dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi One Produk One Pesantren (OPOP) Gubernur Jawa Barat.
"Kita memang belum produksi masal, baru buat untuk pesanan souvenir dan mengisi ke salon-salon kecantikan. Semoga kalau nanti juara bisa dikembangkan lagi, yang terpenting pembelajaran buat santri dari pembuatan hingga pemasarannya," tutur Kiai Yayat saat berbincang dengan Republika,co.id pada Senin (9/9).
Kiai Yayat menjelaskan produk sabun kecantikan itu dibuat sendiri oleh santri. Ada 15 santri putri yang terlibat dalam program kewirausahaan pembuatan sabun kecantikan. Bahan dasar susu sapi diperoleh pesantren dari warga sekitar.
Rata-rata setiap harinya pesantren memerlukan lima liter susu sapi untuk pembuatan sabun kecantikan itu. Dari lima liter susu sapi, pesantren mampu memproduksi sekitar 130 buah sabun kecantikan. Sabun kecantikan yang diproduksi para santri Daarul Mukhlishin itu dibandrol dengan harga Rp 5 ribu sampai Rp 50 ribu per bungkusnya.
Sabun kecantikan karya para santri Daarul Mukhlishin pun mempunyai kualitas yang baik. Tak hanya wangi, sabun kecantikan buatan para santri itu pun dapat bertahan lebih lama.
"Jadi kita libatkan santri, santri tak hanya belajar ilmu agama saja tapi juga belajar berwirausaha," katanya.
Selain memproduksi sabun kecantikan, para santri juga diajarkan beternak sapi dan kambing. Selai itu pesantren Daarul Mukhlishin juga mempunyai program berkebun cabai yang semuanya dilakukan para santri. Saat ini terdapat sebanyak 65 santri yang mondok di Pesantren Daarul Mukhlishin.
Sistem pendidikan pesantren Daarul Mukhlishin mengadopsi sistem pendidikan Ponpes Darussalam Gontor. Di mana selain mempelajari literatur-literatur keislaman, pesantren juga menekankan penguasaan bahasa asing pada santrinya. Pesantren juga memiliki studio radio khusus yang digunakan santri untuk belajar siaran di radio.
Menurut Kiai Yayat, pesantren menekankan pada santrinya agar bisa menguasai bahasa asing. Selain itu mempunyai budi pekerti yang luhur. Pesantren Daarul Mukhlishin mempunyai moto berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas. Alumni pesantren Daarul Mukhlishin kebanyakan melanjutkan studi ke perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/pxkkvp313/ponpes-daarul-mukhlishin-produksi-sabun-kecantikan