Menjual alat bantu seks dan perangsang melanggar UU ITE dan UU Pornografi
Jual beli online di era digital ini menjadi semakin mudah. Penjual dan pembeli tidak perlu bertemu tatap muka. Barang yang dijualkan pun beragam, mulai dari kebutuhan pribadi hingga rumah tangga.
Hari Sabtu ini (23/3) saya terkejut melihat barang di home page aplikasi Lazada terpampang sebuah barang berwarna cokelat. Saya pikir itu cokelat batang, pas saya klik ternyata itu adalah alat bantu seks pria. Saya kaget dan malah jadi penasaran mengunjungi tokonya bernama Toko’Sengli. Parahnya lagi toko ini menjual khusus peralatan seks mulai dari obat-obatan seks hingga seks toy nya.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah penjualan barang berkebutuhan dewasa ini sudah boleh? Karena ketika saya menjadi admin sosial media, konten iklan yang berbau pornografi harus di delete dan penjualnya kena banned agar tidak menjual memunculkan dagangannya lagi.
Berdasarkan website KRLjogja.com, Pihak kepolisian melarang kegiatan jual beli alat bantu seks melalui aplikasi online. Kegiatan tersebut dinilai melanggar Undang-Undang ITE dan UU Pornografi.
Menurut Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan, penjualan sextoys melalui aplikasi online dilarang karena melanggar Undang-Undang ITE dan UU Pornografi. “Tidak boleh (menjual barang seperti itu), karena melanggar UU Pornografi,” ujarnya.
Apakah UU ITE di 2019 ini sudah melegalkan jual beli online yang berbau pornografi secara terang terangan di situs e-commerce terbesar Lazada di Indonesia ini? Jika ya, bagaimana nasib remaja kita nanti yang bisa dengan mudah mendapatkan obat perangsang wanita dan alat seks lainnya di situs belanja online ini tanpa sepengetahuan orang tuanya di rumah?
Bagaimana jika praktek aborsi semakin meningkat? Dan bagaimana cara mewujudkan negara yang bebas dari HIV jika jual beli pornografi malah semakin mudah dan rahasia. Tidak hanya di lazada saja yang menjual obat perangsang, Bukalapak pun meloloskan iklan untuk orang dewasa tersebut.
Berbeda halnya dengan Tokopedia, saya mencoba keyword yang sama yaitu perangsang wanita hasilnya nihil. Namun bisa diakali dengan mengetik penambah gairah bisa ditemukan di Tokopedia.
Semoga semua ecommerce, termasuk yang saya sebut pertama Lazada bisa mencabut iklan berbau pornografi di halaman depannya, karena iklan tersebut tidak pantas jika dilihat oleh anak di bawah umur dan malah akan memicu seks bebas.
Pengirim: Dian, Jakarta
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Sumber: https://republika.co.id/berita/retizen/info-warga/potihf349/situs-emecommerceem-jual-alat-seks