Baru 40 persen petani Garut mengikuti program Asuransi Usaha Tanaman Pangan.
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagian besar petani di Kabupaten Garut belum ikut serta program Asuransi Usaha Tanaman Pangan (AUTP). Kendati iurannya relatif murah dan dibayarkan setiap panen, baru sekitar 40 persen petani yang mengikuti program asuransi yang dicanangkan pemerintah pusat itu.
“Keuntungan dari asuransi itu jika gagal panen akan diganti 60 persen dari kerugian tersebut dan hal itu bisa meringankan beban petani,” ungkap Kepala Bidang Sumber Daya Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Deni Herdiana kepada wartawan di Garut, Senin.
Deni mengatakan, Dinas Pertanian Garut melibatkan unsur pemerintah kecamatan dan pelaksana teknis di lapangan untuk menyampaikan kepada petani tentang manfaat asuransi tanaman pangan. Menurut dia, kondisi musim kemarau sering kali menyebabkan tanaman pangan seperti padi dan jenis lainnya gagal panen karena kekurangan air, akibatnya petani mengalami kerugian karena tidak menghasilkan keuntungan dari panen tanamannya.
“Setiap musim kemarau berdampak kekeringan dan selalu mengalami kerugian, untuk itu asuransi merupakan bagian dari solusi yang digulirkan oleh pemerintah,” katanya.
Sementara itu, bencana kekeringan akibat musim kemarau sudah mulai melanda sebagian daerah lahan pertanian di wilayah Garut bagian selatan seperti Kecamatan Bungbulang, Cikelet dan Pameungpeuk, sedangkan daerah utara yakni Leuwigoong, Cibatu, dan Cibiuk.
Dinas Pertanian Garut sudah menerjunkan petugas untuk melakukan pendataan lebih lanjut dan mengantisipasinya agar kekeringan tidak meluas di musim kemarau, salah satunya dengan melakukan pompanisasi air.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/ptz4dj414/petani-garut-diserukan-ikut-asuransi-usaha-tanaman-pangan