KIBLAT.NET, Jakarta – Kasubdit Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88, Muhammad Shodiq menyebutkan bahwa deradikalisasi yang selama ini berjalan tidak efektif. Sebab, serangan teror masih saja terjadi.
"Teror di Sarinah, Surabaya, itu yang melakukan mantan napi teroris. Saya galau, deradikalisasi tidak berhasil. Karena teror terus terjadi," katanya dalam bedah buku miliknya yang berjudul "Paradigma Deradikalisasi dalam Perspektif Hukum" di Komplek Pascasarjana Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta pada Kamis (28/02/2019).
Selain itu, Shodiq juga menyebutkan bahwa ada problematika hukum terkait deradikalisasi itu sendiri. Menurutnya, tidak ada peraturan tentang cara melakukan deradikalisasi.
"Dalam undang-undang hanya menentukan tentang pencegahan. Pencegahan bentuknya diantaranya deradikalisasi. Deradikalisasi itu bentuknya seperti apa tidak ada," paparnya.
Menurutnya, selama ini ia melakukan pendekatan dengan pelaku teror dari proses penyelidikan hingga pasca sidang. "Pendekatan ini harus terus dilakukan bahkan sampai dia bebas," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengakui program deradikalisasi belum menyentuh sampai pada ideologi pelaku teror. Polisi yang mendapat tiga kali kenaikan pangkat luar biasa ini mengatakan, puncak dari deradikalisasi adalah untuk mengubah mindset teroris.
Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengklaim program deradikalisasi terhadap napi teroris berhasil 100 persen. Program itu juga dilakukan terhadap mantan napi teroris. Pernyataan Alius muncul sebulan setelah terjadi bom Surabaya pada bulan April.
"Kalau yang sudah deradikalisasi 100 persen. Yang kita kasih program deradikalisasi itu adalah orang-orang yang berstatus narapidana dan mantan narapidana beserta keluarganya," kata Suhardi di kompleks Istana Kepresidenan, seperti dikutip Detik.com.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: M. Rudy
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/02/28/beda-dengan-bnpt-densus-88-bilang-program-deradikalisasi-tidak-berhasil/